Headlines News :
Home » » ‘Aad, Profil Kaum Yang Dikutuk

‘Aad, Profil Kaum Yang Dikutuk


Banyak karya bernilai seni dan tugu-tugu yang mengisyaratkan sebuah peradaban tinggi pernah dibangun di Ubar, seperti yang dikisahkan dalam Al Qur’an. Kini, yang masih tertisa hanyalah reruntuhan sebagaimana tampak pada gambar.
Dalam bukunya, peneliti Inggris, Thomas menyatakan ia telah menemukan jejak-jejak salah satu kaum “beruntung” tersebut. Ini adalah kota yang dikenal suku Badui sebagai “Ubar.” Dalam salah satu perjalanannya menuju daerah tersebut, orang-orang Badui menunjukkan padanya sebuah jalur perjalanan kuno, yang menurut mereka mengarah ke kota sangat tua bernama Ubar. Thomas sangat tertarik dengan hal ini, tapi ia meninggal sebelum menyelesaikan penelitiannya.

Nicholas Clapp mempelajari tulisan Thomas, dan menjadi percaya pada keberadaan kota hilang yang disebut dalam buku tersebut. Tanpa membuang waktu, ia memulai penelitiannya sendiri, dan meminta NASA untuk memotret wilayah tersebut dengan satelit. Gambar yang diambil dari ruang angkasa menampakkan sejumlah jalur yang tak terlihat oleh mata ketika di daratan.

Clapp lalu membandingkan gambar-gambar ini dengan peta kuno, dan memperoleh hasil seperti yang ia harapkan. Jalur perjalanan pada peta kuno itu sama dengan pada gambar yang diambil dari ruang angkasa. Titik bertemunya jalur-jalur ini adalah daerah luas yang diketahui sebagai pemukiman kuno. Nicholas Clapp pun memulai perjalanannya yang cukup panjang dan penuh petualangan.

Akhirnya, Clapp dan timnya tiba di reruntuhan bersejarah yang ia harap sebagai kota Ubar. Sejak saat reruntuhannya ditemukan, diketahui bahwa ini adalah peninggalan Kaum ‘Aad sebagaimana dikisahkan Al Qur’an, berikut kota Iram yang mereka bangun.

Clapp juga menggunakan Al Qur’an selama penyelidikannya. Al Qur’an melukiskan bahwa kota Iram memiliki tiang-tiang tinggi. Tapi kata “tiang” dalam bahasa Arab juga berarti “menara.” Dengan kata lain, ciri yang dilukiskan Al Qur’an adalah kota ini memiliki menara-menara tinggi.

Sisa-sisa menara tinggi ini terkuak begitu saja selama penggalian. Berkat bantuan teknologi grafis tiga dimensi, para ilmuwan mampu merekonstruksinya. Dr. Zarins, anggota tim yang melaksanakan penggalian, mengatakan menara-menara inilah yang membedakan kota ini dari temuan arkeologi lain, dan membenarkan situs tersebut sebagai kota Iram milik Kaum ‘Aad sebagaimana disebutkan Al Qur’an:

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, (QS. Al Fajr, 89:6-8)

Kaum ‘Aad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. (QS. Al Qamar, 54:18-20)

Kaum ‘Aad yang jejaknya ditemukan para arkeolog di kota Ubar, adalah penentang Nabi Hud yang diutus kepada mereka; akibatnya mereka dibinasakan Allah.
Kiri: letak kota ‘Aad ditemukan melalui foto yang diambil dari pesawat ruang angkasa. Pada foto tersebut, tempat bertemunya jejak jalur-jalur kafilah ditandai dengan panah, dan mengarah ke Ubar. Tengah: kota Ubar, yang hanya mungkin dilihat melalui ruang angkasa sebelum penggalian dilakukan (1); sebuah kota yang terpendam dalam pasir berketebalan 12 meter ditemukan setelah penggalian. Kanan: penggalian situs yang dilakukan di Ubar.
Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan)! bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih. (QS. Al Ahqaaf, 46:24)


Kini, wilayah yang dulunya didiami kaum ‘Aad, dipenuhi dengan bukit-bukit pasir.
Dikisahkan dalam ayat tersebut bagaimana Kaum ‘Aad melihat awan yang akan mengazab mereka, namun mereka tak menyadarinya, malah meyakininya sebagai awan hujan. Ini adalah isyarat penting bentuk penderitaan yang akan segera ditimpakan kepada mereka: yakni Badai gurun.

Angin puyuh yang bergerak dan menerbangkan pasir gurun tampak dari kejauhan menyerupai awan hujan. Mungkin Kaum ‘Aad tertipu oleh penampakan ini sehingga tidak menyadari bahayanya. Nyatanya, Ubar, sang “Atlantis Gurun Pasir”, ditemukan di bawah lapisan pasir berketebalan beberapa meter. Sebagaimana diungkap Al Qur’an, badai tersebut terjadi “tujuh hari delapan malam,” menimbun kota dengan berton-ton pasir dan mengubur warganya hidup-hidup. Bukti terpenting yang menunjukkan Kaum ‘Aad terkubur oleh badai gurun adalah kata “Ahqaaf” yang digunakan Al Qur’an untuk menggambarkan tempat tinggal Kaum ‘Aad.

Dan ingatlah (Hud) saudara Kaum ‘Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): “Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar”. (QS. Al Ahqaaf, 46:21)


Pekerjaan penggalian yang dilakukan di Ubar, tempat ditemukannya sisa reruntuhan sebuah kota yang terpendam karena tertimbun bermeter-meter lapisan pasir. Di wilayah ini, badai pasir ganas mampu menerbangkan dan mengumpulkan sejumlah besar pasir dalam waktu singkat. Peristiwa ini dapat berlangsung secara tiba-tiba dan tanpa diduga.
“Ahqaaf” dalam bahasa Arab berarti bukit-bukit pasir. Ini menunjukan Kaum ‘Aad tinggal di wilayah yang dipenuhi perbukitan pasir, jadi sangat alamiah bila kota tersebut terkubur oleh badai pasir. Bencana yang menghempaskan Kaum ‘Aad berupa badai yang “menjadikan manusia mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)” pastilah telah membinasakan seluruh penduduknya dalam waktu sekejap. Seluruh kota beserta isinya terkubur hidup-hidup dalam timbunan pasir. Lambat laun gurun pasir merata setelah penghancuran Kaum ‘Aad, tanpa menyisakan jejak mereka.

Dalam Al Qur’an, Allah memberitakan Kaum ‘Aad berpaling dari jalan yang lurus karena kesombongannya. Semua kaum yang baru saja kita kaji melakukan kesalahan yang sama: Mereka semua mendurhakai Allah. Mereka menyembah Tuhan selain-Nya. Mereka berjalan di muka bumi dengan sombong tanpa alasan yang benar. Dan melakukan penyimpangan seksual dan kemaksiatan. Lalu Allah membinasakan mereka.

Sepanjang sejarah telah banyak kaum yang dihancurkan karena alasan serupa, dan tidak terbatas pada sedikit contoh yang kita saksikan di sini. Allah memberitakan kisah nyata ini dalam Al Qur’an, dan mengajak kita memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Kewajiban kita adalah mengambil pelajaran dari kehancuran kaum-kaum ini dan menjadikannya sebagai peringatan. Sebuah ayat Al Qur’an menyatakan:

Adapun kaum ‘Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan- Nya dari mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. (QS. Fushshilat, 41:15) 


--oo0oo--
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Choose Your Own Language

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © Pebruari 2017 - FRIDA ACEDA - All Rights Reserved
Design by Utak-Atik Mediatama Sumedang