Tidur adalah suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang
lainnya (Guyton & Hall, 1997). Menurut Potter & Perry (2005), Tidur
merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih
lama dari keterjagaan.
Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup. Faktor keamanan harus dibangun untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kriminalitas ketika kita sedang tidur. Untuk itu selalu periksa keamanan rumah sebelum tidur.
Para ilmuwan percaya mereka telah menemukan alasan baru mengapa manusia perlu tidur, karena aktivitas itu membantu mengganti sel otak.
Tidur meningkatkan produksi sel pembuat materi pelapis bernama myelin yang melindungi sirkuit otak. Temuan itu, saat ini baru dibuktikan pada tikus, dapat mengungkap peran tidur dalam perbaikan dan perkembangan otak serta penyakit MS, kata tim ilmuan dari Wisconsin itu.
Hasil penelitian mereka diterbitkan di Journal of Neuroscience. Dr Chiara Cirelli dan para koleganya dari Universitas Wisconsin menemukan bahwa tingkat produksi sel pembuat myelin, oligodendroctytes, berlipat ganda saat tikus tidur.
Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup. Faktor keamanan harus dibangun untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kriminalitas ketika kita sedang tidur. Untuk itu selalu periksa keamanan rumah sebelum tidur.
Para ilmuwan percaya mereka telah menemukan alasan baru mengapa manusia perlu tidur, karena aktivitas itu membantu mengganti sel otak.
Tidur meningkatkan produksi sel pembuat materi pelapis bernama myelin yang melindungi sirkuit otak. Temuan itu, saat ini baru dibuktikan pada tikus, dapat mengungkap peran tidur dalam perbaikan dan perkembangan otak serta penyakit MS, kata tim ilmuan dari Wisconsin itu.
Hasil penelitian mereka diterbitkan di Journal of Neuroscience. Dr Chiara Cirelli dan para koleganya dari Universitas Wisconsin menemukan bahwa tingkat produksi sel pembuat myelin, oligodendroctytes, berlipat ganda saat tikus tidur.
Adapun dampak buruk karena kebanyakan tidur yakni:
- Sakit kepala. Pernahkah Anda mengalami sakit kepala setelah bangun tidur? Jika iya, berarti Anda terlalu banyak tidur. Ingat! waktu tidur yang paling efektif itu sekitar 7 sampai dengan 8 jam setiap harinya.
- Sakit jantung. Dilansir dari salah satu situs di internet, kebanyakan tidur merupakan salah satu faktor pemicu terbesar orang mengalami sakit jantung.
- Sakit punggung. Mengapa tidur kebanyakan bisa menyebabkan sakit punggung? Karena tidur tidak melakukan pergerakan apa pun sehingga punggung terasa kaku dan sakit.
Apa sih mimpi itu?
Mimpi meliputi gambar (image), pikiran atau emosi yang dialami pada saat tidur.
Mimpi bisa terasa sangat jelas seolah benar-benar sedang dialami tapi bisa juga
sangat kabur atau abstrak. Ada beberapa teori yang membahas tentang mimpi. Salah
satunya yang terkenal adalah teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud. Menurut
teori ini, mimpi merupakan cerminan dari alam bawah sadar kita, karena banyak
pikiran dan keinginan yang tidak dapat diekspresikan atau dicapai pada kondisi
sadar, akhirnya muncul dalam bentuk mimpi.
Dalam bukunya yang terkenal: The Interpretation of Dreams, Freud menyatakan bahwa mimpi terdiri dari dua komponen yang berbeda yaitu manifest content dan latent content Manifest content terdiri dari gambar-gambar yang nyata maupun pikiran dan makna isi mimpi itu sebagaimana adanya. Latent content merupakan makna terpendam dari arti mimpi itu. Jadi mimpi merupakan simbol-simbol psikologis yang terpendam. Freud memandang mimpi sebagai kegiatan untuk menambah lelap tidur dengan menampilkan keinginan-keinginan yang sudah terpenuhi dalam mimpi. Jadi mimpi dipandang sebagai pelepas ketegangan (tension release).
Pada tahun 1953, Aserinsky dan Kleitman menemukan hubungan antara EEG record dengan mimpi. Aktivitas EEG yang cepat yang ditandai dengan adanya gerakan mata (disebut Rapid Eyes Movement/REM) merupakan indikator bahwa seseorang sedang bermimpi. Periode itu disebut periode REM. 20-25 persen dari waktu tidur kita adalah pada periode REM ini. Penemuan yang dramatis ini menunjukkan bahwa mimpi bukanlah produk dari keadaan ego semata atau sebagai sarana untuk membuat tidur lebih lelap. Kleitman dengan ini menunjukkan mengapa formulasi psikoanalisa dalam mengulas soal mimpi menjadi tidak cukup relevan lagi karena menurut beliau, mimpi adalah kegiatan fisiologis, sebagai pengulangan saja dari apa yang dialami orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Mimpi adalah fenomena unik. Bagi pemerhati pergerakan pikiran tentu paham penyebabnya. Sebetulnya ada 2 faktor penyebab timbulnya mimpi.
Faktor pertama adalah internal, berkaitan dengan diri sendiri, baik secara fisik maupun mental.
Faktor kedua adalah eksternal, berkaitan dengan luar faktor2 alam ataupun makhluk lain.
Dalam bukunya yang terkenal: The Interpretation of Dreams, Freud menyatakan bahwa mimpi terdiri dari dua komponen yang berbeda yaitu manifest content dan latent content Manifest content terdiri dari gambar-gambar yang nyata maupun pikiran dan makna isi mimpi itu sebagaimana adanya. Latent content merupakan makna terpendam dari arti mimpi itu. Jadi mimpi merupakan simbol-simbol psikologis yang terpendam. Freud memandang mimpi sebagai kegiatan untuk menambah lelap tidur dengan menampilkan keinginan-keinginan yang sudah terpenuhi dalam mimpi. Jadi mimpi dipandang sebagai pelepas ketegangan (tension release).
Pada tahun 1953, Aserinsky dan Kleitman menemukan hubungan antara EEG record dengan mimpi. Aktivitas EEG yang cepat yang ditandai dengan adanya gerakan mata (disebut Rapid Eyes Movement/REM) merupakan indikator bahwa seseorang sedang bermimpi. Periode itu disebut periode REM. 20-25 persen dari waktu tidur kita adalah pada periode REM ini. Penemuan yang dramatis ini menunjukkan bahwa mimpi bukanlah produk dari keadaan ego semata atau sebagai sarana untuk membuat tidur lebih lelap. Kleitman dengan ini menunjukkan mengapa formulasi psikoanalisa dalam mengulas soal mimpi menjadi tidak cukup relevan lagi karena menurut beliau, mimpi adalah kegiatan fisiologis, sebagai pengulangan saja dari apa yang dialami orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Mimpi adalah fenomena unik. Bagi pemerhati pergerakan pikiran tentu paham penyebabnya. Sebetulnya ada 2 faktor penyebab timbulnya mimpi.
Faktor pertama adalah internal, berkaitan dengan diri sendiri, baik secara fisik maupun mental.
Faktor kedua adalah eksternal, berkaitan dengan luar faktor2 alam ataupun makhluk lain.
Untuk faktor internal, penyebabnya adalah sbb :
- Kesehatan jasmani dan keseimbangan elemen tubuh. Misalnya: orang sakit demam tinggi cenderung mimpi yang aneh2. karena pikiran ingin menggambarkan apa yang sesungguhnya terjadi di dalam tubuh, berhubung kesadaran orang sakit cenderung lemah maka pikiran menggunakan media visual untuk memperjelasnya. Pikiran ingin menggambarkan betapa kacaunya sistem di dalam tubuh, maka muncullah bentuk2 yang kacau dan tidak beraturan dsb. Dominan unsur angin menimbulkan aneka mimpi2 gelisah yg tidak nyambung. Dominan unsur padat menimbulkan aneka mimpi tertekan dan ketakutan, lorong-lorong dsb. Dominan unsur air menimbulkan aneka mimpi percintaan atau komunikasi dg orang2 serta tempat2. Dominan unsur api menimbulkan mimpi melayang, heroik, perkelahian, dan perdebatan dsb. Bila kita mengalami sakit, itu berarti elemen tubuh tidak seimbang dan terjadi dishamonisasi, mimpi yang timbul bisa beraneka macam tergantung unsur dominan atau penggabungannya.
- Perubahan aktifitas organ.
Misalnya: bila sebelum tidur kita banyak minum dan lupa pipis, maka saat subuh/tengah malam kandung kemih penuh dan kita kebelet pipis. saat itu karena kita sedang tidur pulas dan kesadaran lemah, maka pikiran memperjelasnya dengan membuat gambar seolah kita berada dibawah pohon pisang sedang menurunkan resleting. coba bayangkan apa yang terjadi bila itu tidak segera disadari? JEMUR KASUR DAN CUCI SELIMUT. atau misalnya kaki kita bergerak secara mendadak, maka kita akan bermimpi seperti tersandung, jatuh dsb.
Bila kita habis kelelahan berjalan jauh, maka mimpinya seolah dikejar anjing/orang dan tidak bisa berlari. Bila kita habis kelelahan bekerja, maka mimpinya seolah dipukuli orang atau memikul benda berat dsb.
-
Ingatan-ingatan.
- Emosi2 berupa ketakutan, harapan, kebahagiaan, kesedihan.Aktifitas emosi yang kuat dapat muncul ke dalam mimpi. penggambarannya bisa berlawanan ataupun sejalan dengan emosi kuat yang sedang mempengaruhi kita. Misalnya kita berharap memiliki ferrari, yang muncul di mimpi malah gerobak/delman dsb. Bila kita menyembunyikan suatu kebenaran dan takut diketahui, maka mimpinya malah kebenaran itu diungkap oleh kita sendiri dsb.
- Aktifitas sekitar tempat tidur, lingkungan,
dan alam.
Siapakah yang memberitahukan saat kita ada di tepi tempat tidur dan akan terjatuh? mendadak kita bermimpi sedang dipinggir jurang dalam atau tepi sungai. dan bila kita melompat maka kita terjatuh dari ranjang. pikiran tanpa disadari sudah merekam aktifitas dan membuat ukuran2 sebelum kita tertidur. saat ada orang mengetuk pintu maka kita bermimpi ada yang memanggil kita. saat jendela terbuka dan ada suara berderik maka kita bermimpi mendengar mercon/bunyi berisik lainnya. saat kilat menyambar2 maka kita bermimpi melihat cahaya dari kejauhan. dsb. - Tanda Alam dan Mahluk Halus,
Untuk yang makhluk halus misalnya kita bermimpi kedatangan orang tua atau keluarga yang sudah meninggal dan mereka minta kita melakukan sesuatu. tetapi ini juga harus dibedakan dengan halusinasi yang dipicu oleh ketakutan kita akan situasi di tempat tertentu atau seseorang dsb.
Kenapa sih kadang kita sulit nginget dan bahkan gak ingat sama sekali mimpi apa semalam ?
Monggo disima,
Anda masih ingat mimpi apa tadi malam? Atau pernahkan anda bangun dengan tersenyum karena mimpi bertemu pacar lama atau justru dengan jantung berdebar-debar karena mimpi maju ujian dan tidak bisa menjawab semua soal? Tidak ada orang yang mengaku sama sekali tidak pernah bermimpi dalam tidurnya. Bahkan orang butapun mengalami mimpi. Contohnya, Helen Keller. Dia melaporkan mimpi-mimpinya kepada Anne Sullivan yang mengajarinya alfabet. Anak kecil juga bermimpi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sewaktu tidur, orang dewasa bermimpi minimal
sekali setiap 90 menit. Lamanya mimpi sekitar 5-10 menit dalam 90 menit pertama
dari jam tidur. Hanya saja orang sering tidak bisa mengingat mimpinya begitu
bangun dari tidur, jadi sering mengatakan, “Aku ga mimpi apa-apa koq”. Para
peneliti mencoba untuk menerangkan mengapa ada orang yang selalu mengingat
kembali semua mimpinya dan ada yang sulit
Ketika kita tidur, gelombang alpha melambat dan melindungi otak dari gangguan suara selama tidur. Menurut penelitian, orang-orang yang mengingat mimpi-mimpinya biasanya lebih sering terbangun sepanjang waktu tidurnya karena otak lebih reaktif terhadap rangsangan dari luar seperti suara, cahaya dan gerakan. Itu sebabnya, individu akan lebih ingat pada mimpinya karena terbangun begitu bermimpi.
Pengen nginget mimpi agan , tapi susah ?
Nih ane kasi tipsnya...
Berdasarkan penelitian bertahun-tahun tentang mimpi, menurut The Association for the Study of Dreams, ada 10 jenis mimpi yang paling sering muncul, yakni:
Ada orang yang sering bermimpi tentang hal yang sama berulang kali (recurrent dreams). Menurut survei, mimpi yang berulang merupakan cerminan dari adanya problem vital dalam hidup seseorang dan mimpi itu akan terus muncul sampai problemnya teratasi. Biasanya tentang hal-hal yang membuat stres dan menunjukkan adanya konflik psikologis yang telah dipendam lama.
- Gigi rontok
- Dikejar-kejar orang
- Ujian atau tidak siap maju ujian
- Tenggelam
- Telanjang
- Sakit atau meninggal
- Ketinggalan pesawat atau kapal
- Kerusakan mesin
- Mobil mogok
- Tersesat atau terkurung di suatu tempat.
Ada orang yang sering bermimpi tentang hal yang sama berulang kali (recurrent dreams). Menurut survei, mimpi yang berulang merupakan cerminan dari adanya problem vital dalam hidup seseorang dan mimpi itu akan terus muncul sampai problemnya teratasi. Biasanya tentang hal-hal yang membuat stres dan menunjukkan adanya konflik psikologis yang telah dipendam lama.
Dikutip dari berbagai Sumber.
--o0o--
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !