Headlines News :
Home » » Sejarah Ringkas Pemeliharaan Al-Qur'an

Sejarah Ringkas Pemeliharaan Al-Qur'an


Al-Qur’an Kuno Era Sultan Mamluk Mesir abad ke-15
dari Perpustakaan Kansuh al Ghuri  dipindahkan
oleh “Earls of Crawford”  ke Perpustakaan Universitas Manchester Inggris,
ukurannya lebih besar  daripada TV Plasma yang besar
Photo dari John Ryland Library dari Manchester University.

"Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-2 Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." (al-_Jinn 72: 28). 

Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan hitungan-al­adad: peredaran bintang, keseimbangan alam semesta, pembentukan manusia, atom, kuantum mekanik, dan bahkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an sendiri. Mereka terstruktur dengan hitungan yang sistematis dan teliti.

Al-Qur'an dalam bahasa Arab berarti "pembacaan". Al-Quran mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia. Perlu diketahui, sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di Al-Qur'an. Yang ada adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan lainnya. Kitab Suci dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya. Kesempurnaan dalam bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga. Bahasa dan makna dipadukan. Irama, keselarasan melodi, ritmenya menghasilkan sebuah efek hipnotis yang kuat.1 Barangkali bagi orang awam, kandungan Al-Qur'an sulit dimengerti, karena ia tidak dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti halnya kitab Yahudi. Ia juga tidak mendasarkan teologinya dalam cerita-cerita dramatis sebagaimana epik-epik India. Tidak pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia sebagaimana dalam Bibel dan Bhagavad Gita. Ia berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan oleh para penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar, memahami dan menulis2 (al-'Alaq 96 : 1-5). Di dalam Al-Qur'an sendiri ada pemakaian kata "Al-Qur'an" dalam arti bacaan, sebagaimana tersebut dalam ayat 17,18 Surat 75 al-Qiyamah:

"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu), jika Kami telah membacakannya maka ikutilah bacaannya." 

Kata pertama di dalam Al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang ditujukan kepada Nabi, yang secara linguistik menunjukkan bahwa penyusunan teks Al-Qur'an berada di luar kewenangan Muhammad saw. Gaya serupa ini tetap dipertahankan di sepanjang Al-Qur'an. Ia berbicara kepada atau tentang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi berbicara atas kehendaknya sendiri.3 Al-Qur'an menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang "diturunkan" Tuhan kepada Nabi; ungkapan kata "diturunkan" atau anzalna dalam berbagai bentuk digunakan lebih dari 200 kali. Secara intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi Al-Qur'an benar-benar diturunkan dari langit. Sebagaimana dalam beberapa ayat yang lain, Tuhan juga menurunkan besi, mizan (keadilan, keseimbangan, harmoni) dan 8 pasang binatang ternak. Al-Qur'an diturunkan secara bertahap dalam berbagai peristiwa yang memakan waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ia dikutip langsung dari catatan di Lauh Mahfuzh, yang berarti Kitab Utama atau bermakna "Pusat Arsip".4

Al-Qur'an berpandangan bahwa bacaan tersebut tersusun rapi, sempurna dan tidak ada yang ketinggalan. Ia dalam penggambarannya sangat unik. Nabi pun kadang-kadang dikritik dan ditegur dalam beberapa peristiwa. Al-Qur'an juga selalu menyisipkan ayat-ayat tertentu, seperti "intan yang berkilauan", dalam pelajaran metafisisnya. Ia mendesak pembaca agar menggunakan kemampuan intelektualnya, mengenali isyarat ­isyarat ilmiah berupa "intan yang berkilauan", tanda-tanda kebesaran Pencipta melalui alam semesta, sumber Metafisis Tertinggi. Muslim modern mengatakan ada sekitar 900 ayat yang memuat tanda-tanda ini, dari total 6.236 ayat. Hanya 100 ayat yang berbicara persoalan peribadatan, dan puluhan ayat yang membahas masalah-masalah pribadi, hukum perdata, hukum pidana, peradilan dan kesaksian.5 Al-Qur'an berbeda cara penyajiannya, bisa saja membahas masalah keimanan, moral, ritual, hukum, sejarah, alam, antisipasi masa mendatang, secara sekaligus dalam satu surat. Ini memberikan daya persuasi yang lebih besar, karena semua berlandaskan keimanan kepada Tuhan Yang Esa dan Hari Akhir. Jumlah surat dalam Al-Qur'an ada 114, nama-nama tiap surat, batas-batas tiap surat dan susunan ayat-ayatnya merupakan ketentuan yang ditetapkan dan diajarkan oleh Nabi sendiri.


Sejarah Ringkas Pemeliharaan Al-Qur'an 

Pada awal Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, hanya sedikit yang pandai menulis dan membaca. Bahkan beberapa di antaranya merasa aib bila diketahui pandai menulis. Karena, orang yang terpandang pada saat itu adalah orang yang sanggup menghafal, bersyair, dan berpidato. Waktu itu belum ada "kitab". Kalaupun ada hanyalah sepotong batu yang licin dan tipis, kulit binatang, atau pelepah korma yang ditulis. Termasuk kutub, jamak kitab, yang dikirim oleh Nabi kepada raja-raja di sekitar Arab, sebagai seruan untuk masuk Islam.

Setiap kali turun ayat, Nabi menginstruksikan kepada para sahabat untuk menghafalnya dan menuliskannya di atas batu, kulit binatang dan pelepah korma. Hanya ayat-ayat Al-Qur'an yang boleh ditulis. Diluar ayat-ayat Al-Qur'an, bahkan termasuk Hadis dan ajaran-ajaran Nabi yang didengar oleh para sahabat, di larang untuk dituliskan, agar antara isi Al-Qur'an dengan yang lainnya tidak tercampur.

Setiap tahun, malaikat Jibril, utusan Tuhan mengulang (repetisi) membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan sebelumnya di hadapan Nabi. Pada tahun Muhammad saw wafat, yaitu tahun 632 M, ayat-ayat Al-Qur'an dibacakan dua kali dalam setahun.6 Ini menarik sekali, karena seolah-olah akhir tugas dan kehidupan Nabi di dunia ini telah diantisipasi akan selesai.

Pada masa khalifah pertama, Abu Bakar, banyak terjadi peperangan melawan orang-orang yang murtad dan para nabi palsu. Di antara mereka yang gugur dalam peperangan banyak penghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Umar bin Khathab mengusulkan untuk mengumpulkan para penghafal Al-Qur'an, disuruh membacakan Al-Qur’an, menjadikan satu, meneliti dan menulis ulang. Kumpulan itu yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit, mushaf, berupa lembaran-lembaran yang diikat menjadi satu, disusun berdasarkan urutan ayat dan surat seperti yang telah ditetapkan oleh Nabi sebelum wafat. Sedangkan pada masa Utsman bin Affan, tentara Muslim telah sampai ke Armenia, Azerbajan di sebelah Timur dan Tripoli di sebelah barat. Kaum Muslim terpencar di seluruh pelosok negeri, ada yang tinggal di Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Naskah beredar di mana-­mana, tetapi urutan surat dan cara membacanya beragam, sesuai dialek di mana mereka tinggal. Hal ini menjadikan pertikaian antar kaum Muslim sehingga menjadikan kekhawatiran pemerintahan Utsman. Maka kemudian Utsman membentuk panitia untuk membukukan ayat-ayat Al-Qur'an dengan merujuk pada dialek suku Quraisy, sebab ayat Al-Qur'an diturunkan dengan dialek mereka, sesuai dengan suku Muhammad saw. Buku tersebut diberi nama al-Mushaf, ditulis lima kopi dan dikirimkan ke empat tempat: Mekkah, Syria, Bashrah, dan Kufah. Satu kopi disimpan di Medinah sebagai arsip dan disebut Mushaf al-Imam.

Walaupun telah disatukan dan diseragamkan, namun tetap cukup banyak Al-Qur'an di Afrika dengan dialek berbeda, termasuk jumlah ayat yang "berbeda" karena perbedaan membaca dalam pergantian nafas (6.666 ayat), tetapi isinya tetap sama. Awalnya, pada zaman Nabi, Al-Qur'an memakai dialek Quraisy, tetapi kemudian berkembang menjadi tujuh dialek non-Quraisy. Pada mulanya, ini dimaksudkan agar suku-suku lain lebih mengerti. Ada juga aliran tersendiri (kelompok kecil, pimpinan Dr. Rashad Khalifa, kelahiran Mesir, seorang ahli biokimia dan matematika, yang mempromosikan jumlah ayat 6.234, berbeda 2 ayat dengan naskah Ustman, 6.236 ayat.7 Sedangkan mayoritas Muslim, baik Sunni maupun Syi'ah tetap berpegang teguh pada naskah awal yang dikumpulkan semasa Khalifah Ustman, yaitu dialek Quraisy, hingga kini. Perbedaan kecil ini, menjadi sasaran kritik para Orientalis, bahwa Al-Qur’an tidak asli lagi, karena telah ada campur tangan manusia dalam transmisinya. Walaupun demikian, sebagian di antara mereka, seperti Gibb, Kenneth Cragg, John Burton, dan Schwally dalam bukunya Mohammedanism, The Collection of the Qur’an, The Mind of the Qu'ran, dan Geschichte des Qorans, mengakui bahwa "sejauh pengetahuan kita, kita bisa yakin bahwa teks wahyu telah di­transmisikan sebagaimana apa yang telah diberikan kepada Nabi".8

Mushaf Utsmani Disimpan di Mana? 

Banyak pertanyaan, di mana copy yang diberikan oleh Kha­lifah Utsman disimpan? Apakah masih ada? Menurut penje­lasan The Institute of Islamic Information and Education of America,9 naskah tadi disimpan di Museum Tashkent di Uz­bekistan, Asia Tengah. Sedangkan hasil copy fax ada di Perpustakaan Universitas Columbia di Amerika Serikat.10 Keterangan lebih lanjut menjelaskan bahwa copy tersebut sama dengan apa yang dimiliki pada zaman Nabi. Duplikat copy yang dikirimkan ke Syria pada masa Utsman juga masih ada di Topkapi Museum Istambul, duplikat ini dibuat sebelum terjadi kebakaran pada tahun 1892 yang menghancurkan mesjid Jami, di mana mushaf tersebut berada. Naskah yang lebih tua bisa ditemukan di Dar al-Kutub, Kesultanan Mesir. Sangat menarik, terdapat naskah yang disimpan di Perpustakaan Kongres di Washington, Ches­ter Beatty Museum di Dublin (Irlandia) dan Museum di Lon­don-isinya tidak berbeda dengan apa yang terdapat di Mesir, Uzbekistan dan Syria. Sebelumnya juga terdapat 42.000 koleksi naskah kuno disimpan Institute for Koranforshung, University of Munich di Jerman. Namun, ketika Perang Dunia II, koleksi ini hancur karena dibom.11

Sejauh ini, berkat upaya para sahabat Nabi dan atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, isi Al-Qur'an, sejak zaman Nabi hingga sekarang tetap sama. Namun demi­kian, pertanyaan lainnya muncul. Jika ini semua otentik sesuai dengan aslinya, bagaimana kita yakin bahwa Al-Qur'an berasal dari "Sumber Metafisis Tertinggi"?12 Sebagian besar kaum Mus­lim sangat yakin bahwa Al-Qur'an adalah asli dari Tuhan, karena Al-Qur'an sendiri yang mengatakan demikian; misalnya saja, Surat an-Nisa' (4:82); al-An'am (6:19); (6:92); an-Naml (27:6); al-Jatsiyah (45:2).13 Sebagian Muslim lainnya baru percaya setelah membaca dan memahami isinya dengan baik, berpikiran jernih, dan mau membuka hati dengan hal-hal yang baru.

Tetapi dapat dipahami pula, karena "sumbernya dari dalam", bagi urang luar yang skeptis, pendapat apa saja dimungkinkan. Oleh karena itu, bagi orang luar, yang bukan kalangan Muslim atau siapa saja, pilihannya adalah salah satu dari lima kemungkinan yang "mengarang Al-Qur'an":

Pertama, Nabi Muhammad saw.
Kedua, para pujangga-ilmuwan Arab dan kumpulan cerita dari berbagai sumber.
Ketiga, merupakan jiplakan dari kitab suci Injil dan Taurat.
Keempat, buatan makhluk asing. dan
Kelima, dari Tuhan.

Al-Qur' an berpandangan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Ia mengatakan bahwa percaya atau tidaknya seseorang terhadap isi Al-Qur'an, semata-mata karena hidayah Allah. Hidayah diberikan bagi yang mau berpikir jernih dan berprasangka baik.

Sebagian Muslim makin percaya karena faktor-faktor eksternal, bukan hanya karena pernyataan Al-Qur'an saja. Mereka berpikir begini:

Pertarma, Muhammad saw terkenal karena kujujurannya, dapat dipercaya, dan bukan orang yang pandai membaca dan menulis. Di lain pihak, gaya bahasa Al-Qur'an sangat berlainan dengan gaya bahasa Nabi ketika bertutur. Al-Qur'an selalu memakai gaya yang unik, dimulai dengan "Katakanlah", "ingatkah", "Tuhan berkata", "Mereka bertanya", dan sebagainya.

Kedua, ada puluhan surat dan ayat yang dimulai dengan huruf-huruf Arab, yang pada awalnya tidak diketahui maknanya. Huruf sisipan atau fawatih. Huruf-huruf ini tidak ada perlunya jika "makhluk biasa" yang membuat, karena tidak dimengerti oleh pembacanya hingga berabad-abad lamanya, membuat bingung. Suatu Bukti Kuat Yang Tidak Dimiliki Oleh Kitab-kitab Lain Sejagad Raya, Bahwa Al-Qur'an Bukan Karangan Nabi Muhammad SAW, kalau memang Nabi Muhammad Saw mengarang, untuk apa beliau mengarang sesuatu yang tidak dimengertinya?.

Ketiga, sesuatu yang menarik lainnya, bahwa nama Muhammad hanya empat kali disebut dalam Al­-Qur an. Nama Adam as dan Isa as jauh lebih banyak disebut. Mereka disebut oleh Al-Qur'an masing-masing 25 kali. Bahkan nama Musa as paling banyak disebut.

Keempat, cerita atau ung­kapan sejarah serupa dengan cerita dalam kitab suci lainnya, namun sangat berbeda dalam detail dan maknanya. Beberapa kisah masa lalu, bahkan tidak ditemukan dalam kitab Yahudi atau Bibel. Seperti kisah bangsa Tsamud, Ad, kota Iram, dialog antara Nuh as dengan puteranya sebelum banjir terjadi, dan "percakapan semut yang didengar Sulaiman as".

Kelima, seruan Al-Qur'an bukan saja ditujukan kepada semua manusia (di bumi dan langit--planet dan alam lainnya), tetapi juga golongan jin (beserta seluruh rasnya, seperti setan, iblis, ifrit, dan makhluk asing yang belum diketahui manusia). Ayat-ayat ini tidak ada perlunya bila "makhluk biasa" yang membuat, apa manfaat­nya?

Keenam, rincian tentang malaikat, jin, penciptaan (banyak) alam semesta dan (banyak) bumi, fenomena ilmiah, di mana pengetahuan manusia belum atau baru saja mengetahui.14

Ketujuh, struktur kodetifikasi yang ditemukan dalam Al-Qur'an, di mana ia mengatakan untuk menambah keimanan bagi orang yang beriman dan membuat tidak ragu bagi pembaca Kitab ini (al-Muddatstsir 74 : 30).

Beberapa faktor eksternal tersebut menyebabkan sebagian kaum Muslim makin percaya bahwa Al-Qur'an kecil sekali ke­mungkinannya dibuat oleh makhluk biasa, baik manusia mau­pun jin. Kita juga harus ingat, kaum Muslim lainnya, yang bukan Islam karena "dilahirkan" - Islam karena "pindah agama atau mendapatkan agama", mereka mempunyai alasan yang lebih spesifik.

Yang perlu diketahui bahwa sesungguhnya Al-Qur'an selalu merujuk kepada (banyak) alam semesta atau 'alamin, di mana sains saat ini baru menghasilkan satu hipotesis dan model tentang multiple universes. Seruan Al-Qur'an tentang kebenaran sangat universal - timeless and spaceless ­ dialamatkan kepada seluruh manusia dan golongan jin. Kadang-kadang Al-Qur'an menyebutkan makhluk yang ada di (banyak) bumi dan di (banyak) langit-yang bermakna segenap makhluk yang telah diketahui maupun yang belum diketahui. Barangkali ia adalah satu-satunya kitab suci yang seruannya ditujukan kepada manusia dan makhluk alam gaib (jin). Kritikus Al-Qur'an mengatakan, "Mengapa tidak sekalian saja dialamatkan kepada iblis, atau evil?" Kritikus itu lupa atau tidak mengetahui bahwa iblis dan setan adalah salah satu ras dari golongan jin.

Yang sangat-sangat heran bagaimana cara mengkaji Kitab mereka sendiri yang jelas-jelas tertera dan merupakan ucapan Yesus sendiri seperti: Matius 4:8-10, yaitu ketika Yesus dicoba oleh Iblis sebagai berikut:

"Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada­Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. " Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:8-10)

Ayat-ayat tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus akan dicobai Iblis. Sebelumnya Iblis mencoba Yesus dengan menyuruh membuat batu-batu jadi roti, namun tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah kepadanya.

Pada percobaan yang ketiga inilah Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!''

Kalaulah Yesus itu Tuhan, kok bisa-bisanya Tuhan dikerjain oleh Hantu/Iblis ?

Dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:

1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (laa ilaaha ilallaahu).

2. Terhadap Iblis saja Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.

3. Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu kata­kata Yesus sebagai berikut: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!"

Cobalah kaji ayat ini, bukankah Yesus sendiri memerintahkan Iblis agar menyembah Tuhan Yang Satu yaitu Allah SWT ? Kok bisa-bisanya yang seolah-seolah bernada ejekan terhadap Islam "Mengapa tidak sekalian saja dialamatkan kepada iblis, atau evil?". (Serpihan-serpihan dari ayat ini setidaknya menjadi bukti kuat bahwa Islam itu benar adanya bahwa Allah pernah menurunkan ayat-ayatNya sebagai tuntunan pada umat-umat terdahulu namun banyak yang di rubah-rubah sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al-Qur'an pada banyak ayat).

Ayat yang dianggap sabda Yesus kalau di konversi sama dengan yang di firmankan Allah melalui Al-Qur'an :

"Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Allah)." (QS. 51:56)

Sehingga Allah juga yang memberi sinyal kepada kita sebagai hambaNya melalui firmanNya:

"Apakah kamu masih mengharapkan mereka (Bani Israel) akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?" (QS. 2:75)

Ayat-ayat renungan untuk kita:

"Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. 23:114)

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS. 6.32)

"Perbandingan dunia dengan akhirat adalah seperti orang yang mencelupkan salah satu jarinya ke dalam lautan, lihatlah berapa banyak air yang dapat ia ambil" (HR. Muslim)

Nabi Isa/Yesus sendiri yang memberikan kesaksian bahwa menyembah dan berbakti itu, hanyalah kepada Allah, bukan kepada dirinya, mengapa justru Nabi Isa/Yesus itu yang dijadikan sesembahan oleh saudara­saudara kita umat Kristiani?

"Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus. "

Bahkan dalam kitab Taurat Musa Ulangan 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa:

"Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!"

Berdasarkan Taurat, Injil dan Al Qur`an, Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan yang Esa, bukan Yesus yang disembah. Bahkan Yesus sendiri menyuruh menyembah hanya kepada Allah yang dia sembah.

(* maaf sedikit meleceng dari materi, hal ini saya turunkan mengingat banyaknya pelecehan yang ditujukan pada Al-Qur'an yang beredar di Dunia Maya, paling tidak bagi saudaraku yang Muslim menambah wawasan pengetahuan kajian kristologi untuk membentengi aqidah Islam kita).

Mushaf Utsmani adalah satu-satunya kitab, di mana enkripsi dan kodetifikasi bilangan prima ditemukan secara terstruktur, komprehensif, mulai dari yang paling sederhana hingga yang rumit.


DAFTAR SURAT DAN  JUMLAH AYAT AL-QUR'AN,
MUSHAF UTSMANI
NAMA SURAT
No.
su
-
rat
Ayat
NAMA SURAT
No.
su
-
rat
Ayat
Al Fatihah (Pembukaan)
1
7
AI-Mujadilah (Wanita yg Mengajukan Gugatan).
58
22
Al-Baqarah (Sapi Betina).
2
286
AI-Hasyr (Pengusiran).
59
29
Al-Imran (Keluarga Imran).
3
200
AI-Mumtahanah (Perempuan yg Diuji).
60
13
An-Nisa' (Wanita).
4
176
Ash-Shaff (Barisan).
6l
14
Al Maidah (Hidangan).
5
120
Al Juma'ah (Hari Jum'at}
62
11
Al-An'am (Binatarg Temak).
6
165
AI-Munafiqun (Orang-orang Munafik).
63
11
AI-A’raf (Tempat Tertinggi).
7
206
At-Taghuibun (Hari Ditampakkan Kesalanan-2).
64
18
Al-Anfal (Rampasan Perang).
8
75
Al-Thalaq (Talak).
65
12
At Taubah (Pangampunan).
9
129
AI-Tahrim (Mengharamkan).
66
12
Yunus (Yunus)
10
109
AI-Mulk (Kerajaan).
67
30
Hud (Hud)
11
123
AI-Qalam (Pena).
68
52
Yusuf (Yusuf)
12
111
Al Haqqah (Hari Kiamat)
69
52
Ar-Ra'd (guruh)
13
43
AI-Ma'arij (Tampat-tampat Naik).
70
44
Ibhrahim
74
52
Nuh (Nuh).
71
28
Al-Hijr
15
99
Al-Jin (Jin).
72
28
An-Nahl (Lebah).
16
128
AI-Muzzanmmil (Orang yang Berselimut).
73
20
Al-Isra' (Memperjalankan di Malam Hari)
17
111
Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul).
74
56
AI-Kahfi (Gua).
18
110
AI-Qiyamah (Hari Kiamat).
75
40
Maryam
19
98
AI-Insan (Manusia).
76
31
Thaha
20
135
AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus).
77
50
Al-Anbiya' (Nabi-nabi)
21
112
An-Naba' (Berita Besar).
78
40
AI-Hajj (Haji).
22
78
An-Nazi'at (Malaikat-malaikat yang Mencabut).
79
46
AI-Mu'minun (Orang-orang yg Beriman)
23
118
'Abasa (la Bermuka Masam).
80
42
An-Nur (Cahaya).
24
64
At-Takwir (Menggulung).
81
29
Al-Furqan (Pembeda).
25
77
AI-lnfithar (Terbelah).
82
19
Asy-Syu'ara' (Para Penyair).
26
227
AI-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang).
83
36
An-Naml (Semut).
27
93
Al-Insyiqaq (Terbelah).
84
25
AI-Qashash (Cerita-cerita).
28
88
AI-Buruj (Gugusan Bintang).
85
22
AI-'Ankabut (Laba-laba).
29
69
Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari).
86
17
Ar-Rum (Bangsa Romawi)
30
60
AI-A'Ia (Yang Paling Tinggi)
87
19
Luqman
31
34
A!-Ghasyiyah (Hari Pembalasan)
88
26
As-Sajdah (Sujud).
32
30
AI-Fajr (Fajar)
89
30
Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu).
33
73
AI-Balad (Negeri)
90
20
Saba' (Kaum Saba).
34
54
Asy-Syams (Matahari)
91
15
Fathir (Pencipta).
35
45
Al-Lail (Malam)
92
21
Ya Sin
36
83
Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalah Naik).
93
11
Ash-Shaffat (Yang Bersaf-saf).
37
182
Alam Nasyrah (Melapangkan)
94
8
Shad
38
88
At-Tin (Buah Tin)
95
8
Az-Zumar (Rombongan­rombongan).
39
75
Al-'Alaq (Segumpal Darah)
96
19
AI-Mu'min (Orang yang Beriman).
40
85
Al-Qadr (Kemuliaan)
97
5
Fushshilat (Yang Dijelaskan).
41
54
Al-Bayyinah (Bukti)
98
8
Asy-Syura (Musyawarah).
42
53
Az-Zalzalah (Kegoncangan)
99
8
Az Zukhruf (Perhiasan).
43
89
Al- 'Adiyat (Kuda Perang yang Berlari Kencang)
100
11
Ad-Dukhan (Kabut).
44
59
AI-Qari'ah (Hari Kiamat)
101
11
A!-Jatsiyah (Yang Berlutut).
45
37
At-Takatsur (Bermegah - megahan)
102
8
Al Ahqaaf (Bukit-bukit pasir)
46
35
Al 'Ashr (Masa)
103
3
Muhammad
47
38
Al Humazah (Pengumpat)
104
9
AI-Fath (Kemenangan).
48
29
Al-Fil (Gajah)
105
5
AI-Hujurat (Kamar-kamar).
49
18
Quraisy (Suku Quraisy)
106
4
Qaf (Qaf).
50
45
AI-Ma'un (Barang-barang yang Berguna)
107
7
Adz-Dzariyat (Angin yg Menerbangkan)
51
60
AI-Kautsar (Nikmat yang Banyak)
108
3
Ath-Thur (Bukit).
52
49
AI-Kafirun (Orang-orang Kafir)
109
6
An-Najm (Bintang).
53
62
An-Nashr (Pertolongan)
110
3
AI-Qamar (Bulan).
54
55
Al-Lahab (Gejolak Api)
111
5
Ar-Rahmin (Yang Maha Pemurah)
55
78
AI-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
112
4
AI-Waqi'ah (Hari Kiamat)
56
96
AI-Falaq (Waktu Subuh)
113
5
AI-Hadid (Besi).
57
29
An-Nas (Manusia)
114
6
Jumlah
1.653
5.104
4.902
1.132
Total jumlah ayat: 5.104 + 1.132 = 6. 236
Total jumlah nomor surat: 1.653 + 4.902 = 6.555


Terlihat dari Tabel 1.1 bahwa jumlah ayat Al-Qur'an adalah 6.236. 
Total jumlah nomor surat dari 1 sampai dengan 114:1 + 2 + 3 + .... + 114 = 6.555. 
Dengan demikian jumlah 6.236 ayat dan angka 6.555 jumlah nomor surat menjadi dasar enkripsi Al­-Qur'an selanjutnya.



1.Huston Smith, Islam, p'ustaka Sufi, Maret 2002, hal. 37.
2."Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. yang mengajar (manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-Alaq 96 : 1-5).
3.Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-Qur'an, Marja, April 2002, hal. 15.
4. Disebut "pusat arsip", karena, sebagaimana keterangan al-Qur'an, semua kejadian di bumi dan langit (kosmos) tercatat rapi di Lauh Mahfuzh
. Bahkan beberapa ayat memberikan pengertian bahwa catatan tersebut telah ada sebelum kejadian itu berlangsung. Oleh karena itu, mengapa berbagai peristiwa yang dikisahkan al-Qur'an selalu teliti dan akurat. Termasuk, menurut pengetahuan manusia, antisipasi ke depan. Selain al-Qur'an, diberitakan juga kitab-kitab sebelumnya dikutip dari "Kitab Utama" ini, termasuk kitab Zabur yang diberikan kepada Daud as.
5.Muhammad Abdul Halim, Memahami AI-Qur'an, Marja, April 2002, hal. 19
6 Baea Khadim al-Haramain asy-Syarifain, AI-Qur 'an dan Terjemahannya.
7.Berbeda 2 ayat di Surat at-Taubah. Mereka mengatakan 127 ayat, tidak sama dengan al-Qur'an pada umumnya,129 ayat. Namun demikian, Dr. Rashad Khalifa, berjasa karena berani memulai studi matematika dalam al-Qur'an. Sebagian besar karyanya diakui oleh mufasir lainnya, termasuk, misalnya, Quraish Shihab sebagaimana dalam bukunya Mukjizat  AI-Qur’an.
8.The Institute of Islamic Information and Education, USA. The Authenticity of The Qur'an, http://www.iiie.net/Articles/AuthenticQuran.html    diterima tanggal 13 Desember 2003.
9.Baca juga Yusuf Ibrahim al-Nur, Ma' al-Masaahif, Dubai: Dar al-Manar, 1st ed.,1993, hal. 117; dan Isma'il Makhdum, Tarikh al-Mushnfal-Uthmani fi Tashqand, Tashkent: AI-ldara al-Diniya, 1971, hal. 22.
10.Baca juga The Muslim Wor1d, 1940,, Vol. 30, hanl. 357-358.
11.Baca lebih lanjut Dr. Maurice Bucaille, The Bible, The Qur'an and Scienre, Indianapolis, American Trust Publications, 1983, atau Fredrick Denny, Islam, NY: Harper & Row, 1987.
12.Baca Malik Ben Nabi, Les phenomenons du coran, yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesa.
13.Misalnya, an-Nisa' (4:82): "Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentengan yang banyak didalamnya."
14.Lebih lanjut baca, misalnya, buku-buku karya Malik Ben Nabi (Aljazair-­Prancis), Dr. Maurice Bucaille (Prancis), Jaques Jomier (Prancis), Keith L. Moore (USA-Canada). Gary Miller (USA), Harun Yahya (Turki-UK), Dr. Peter Plichta (Jerman), dan M. Asadi (USA)



Sumber: 
Buku MATEMATIKA ALAM SEMESTA,
Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur'an
oleh: Ir. Arifin Muftie (Mantan GM Corporate Secretary PT INTI Bandung)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Choose Your Own Language

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © Pebruari 2017 - FRIDA ACEDA - All Rights Reserved
Design by Utak-Atik Mediatama Sumedang