Headlines News :
Home » » Al-Qur'an, Tentang "Tabir Sejarah"

Al-Qur'an, Tentang "Tabir Sejarah"

laut mati

Tabir Ayat-Ayat Yang Telah Terbukti dari Al-Qur’an

Kemenangan Romawi Timur.

Penggalan berita lain yang disampaikan Al Qur’an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat 1-4 Surat Ar-Ruum/Roma, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium/Konstantinopel, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.

Surat 30 ayat 1 – 4:


Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30: 1-4)

KEBENARAN BERITA AL-QUR’AN TENTANG PERISTIWA YANG AKAN TERJADI.

Berita kemenangan bangsa Romawi, atas bangsa Persia,

1.Alif Laam Miim,
2.Telah dikalahkan bangsa Romawi [1],
3.di negeri yang terdekat [2] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang [3]
4.dalam beberapa tahun lagi [4]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
  • [1]. Maksudnya: Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
  • [2]. Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.
  • [3]. Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Romawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.
  • [4]. Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. Waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Romawi adalah kira-kira tujuh tahun.
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat bangsa Romawi Bagian Timur di tangan bangsa Persia, ketika itu juga kekaisaran Romawi kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa bangsa Romawi dalam waktu dekat menang. Padahal, kekaisaran Romawi wilayah timur yang berpusat di Kontantinopel waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Romawi. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel.

Sang Kaisar yang bernama Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Romawi, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299).

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Romawi Timur akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat awal dari Surat Ar Ruum/Roma diturunkan dan mengumumkan bahwa Romawi akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur’an takkan pernah menjadi kenyataan.

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Rumawi Timur/Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Romawi Timur secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Kekaisaran Romawi Timur, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dahulunya. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Akhirnya, “kemenangan bangsa Romawi” yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur’an, secara ajaib menjadi kenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pernyataan tentang fakta geografis yang tak dapat diketahui/dijelaskan oleh seorangpun di masa itu.

Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum/Roma, diberitakan bahwa bangsa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan “Adnal Ardli” dalam bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambil dari kata “Dani”, yang berartirendah” dan “Ardl” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal Ardliberartitempat paling rendah di bumi”, kalau kala itu diterjemahkan tempat paling rendah, pasti tidak dimengerti, setelah sain membuktikannya barulah terbuka makna dari tabir tersebut.

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Romawi Timur dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. “Laut Mati”, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.

Ini berarti bahwa Bizantium/Romawi Timur dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.

Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur’an, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti bahwa Al Qur’an adalah wahyu Ilahi.



--0o0--

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Choose Your Own Language

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © Pebruari 2017 - FRIDA ACEDA - All Rights Reserved
Design by Utak-Atik Mediatama Sumedang